Rabu, 13 Mei 2015


MAKALAH
DISPEPSIA



DI SUSUN OLEH :
NAMA : SYARMICHRANI WAMBES
KELAS : II-C





S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Manado
2013








KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
                Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua terutama kepada penulis dimana rahmat itu berupa rahmat kesehatan dan kesempatann sehingga pribadi penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “ PENYAKIT DISPEPSIA ”.

                Terimah kasih penulis haturkan kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar yang mana telah memberikan tugas mandiri kepada mahasiswa Stikes Muhammadiyah Manado semester II, Terima Kasih juga kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

                Penulis sangat manyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan maupun masukan yang bersifat membangun dari pembaca terutama kepada dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt terdapat semua kesempurnaan, dan semua kekurangan datang dari Pribadi Saya Sendiri, Terima Kasih.

Wassalam.....

Manado,   Mei 2013
Penulis







DAFTAR ISI

Lembaran Judul ....................................................................................................................
Kata Pengantar ……………………………………………………………..................................
Daftar Isi .…………………………………………………………………….................................
BAB I   PENDAHULUAN …………………………………………………………...................
A.            Latar Belakang ……………………………………………………………….............
B.            Rumusan Masalah ..............................................................................................
C.            Tujuan Penulisan  ………………………………………………………………........
BAB II  PEMBAHASAN ………………………………………………………….......................
A.            Pengertian Dispepsia ..........................................................................................
B.            Penyebab  Dispepsia ............................................................................................
C.            Gejala Dispepsia .....................................................................................................
D.            Diagnosa Dispepsia ...............................................................................................
BAB III  HUKUM 3 JENJANG ..............................................................................................
A.            Jenjang Teologi  .......................................................................................................
B.            Jenjang Metafisik ....................................................................................................
C.            Jenjang Positif  ........................................................................................................
BAB IV  PENUTUP ………………………………………………………………….....................
A.            Kesimpulan ………………………………………………………………………............
B.            Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Dispepsia (dis=buruk, pepsia=pencernaan) merupakan istilah yang lazim digunakan untuk menyebut gejala gejala gangguan pencernaan yang berasal dari bagian atas sistem pencernaan.

Ada dua macam dispepsia, yaitu dispepsia yang penyebabnya diketahui dan dispepsia yang penyebabnya tidak jelas. Penyebab dispepsia yang teridentifikasi antara lain radang pada saluran pencernaan, bakteri H pylori, kelainan gastrointestinal penyakit reflux gastroesofageal dan dispepsia karena obat obat tertentu. Rasa sakit yang dirasakan bisa berasal dari bagian kerongkongan lambung. dan bagian awal usus dua belas jari. Dispepsia juga dikenal sebagai gangguan pencernaan kronis.

Dispepsia perlu diwaspadai. Anda dianjurkan segera ke dokter terutama jika berusia di atas 50 tahun, berat badan turun, sulit mansion, muntah hebat, terasa benjolan di perut, gerakan usus melambat, sulit buang air besar, dan tinja berwarna hit yang berarti tinja mengandung darah.

JIKA penyebab dispepsia adalah radang lambung biasa, bisa disembuhkan dengan obat penghambat produksi asam lambung. Jika akibat infeksi bakteri, diobati dengan antibiotika.
Anda perlu menjalani pemeriksaan endoskopi jika perut masih nyeri masks sudah minum obat selama delapan minggu atau jika nyeri hilang timbul.

Menurut dr Marcellus Simadibrata Kolopaking SpPd) dan dr Murdani Abdullah SpPd) dari Sub-Bagian Gastroenterologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKU1/RSCM) dalam suatu seminar, dispepsia radang lambung disebabkan ketidakseimbangan faktor agresif dengan faktor def ensif selaput lendir lambung maupun usus 12 jari, sehingga terjadi iritasi yang berlanjut menjadi radang.




B.           Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat yaitu :
1.            Apa pengertian dari penyakit Dispepsia
2.            Apa penyebab dari penyakit Dispepsia
3.            Bagaimana  gejala dari penyakit Dispepsia
4.            Bagaimana diagnosa dari penyakit Dispepsia
5.            Bagaimana pencegahan untuk penyakit Dispepsia
6.            Bagaiman pengobatan untuk penyakit Dispepsia

C.            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang penulir angkat yaitu :
1.            Mengetahui pengertian dari penyakit dispepsia
2.            Mengetahui penyebab dari penyakit dispepsia
3.            Mengetahui gejala dari penyakit dispepsia
4.            Mengetahui diagnosa dari penyakit dispepsia
5.            Mengetahui pencegahan untuk penyakit dispepsia
6.            Mengetahui pengobatan untuk penyakit dispepsia











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dispepsia mengacu pada suatu keadaan akut, kronis, atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Ketidaknyamanan ini dapat kenali atau berhubungan dengan rasa penuhdi perut bagian atas, cepat kenyang, rasa terbakar, kembung, bersendawa, mual, dan muntah-muntah. Heartburn (rasa terbakar di retrosternal) harus dibedakan dari dispepsia. Pasien dengan dispepsia sering mengeluh Heartburn sebagai gejala tambahan. Ketika heartburnmerupakan suatu keluhan yang dominan, refluks gastroesofagus hampir selalu menyertai. Dispepsia terjadi di 25% dari populasi orang dewasa dan 3% dari kunjungan medis umum.

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit , dan (Pepse), berarti pencernaan Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluksgastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung,kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
•              Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak
•              Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bilatidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguanstruktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).

B. Penyebab
Penyebab Dispepsia adalah :

1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi

C. Gejala
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).
Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.
 Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare danflatulensi (perut kembung).

D. Diagnosa
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disetai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja.
 Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori.
Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.

E. Pencegahan
1.Berhenti merokok
2.Hindari makanan yang tidak terasa nyaman bagi perut
3.Kurangi stres
4.Kurangi konsumsi obat yang punya efek samping mengganggu lambung, seperti obat rematik tertentu.

F. Pengobatan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pasien, tindakan dokter adalah sebagai berikut.
* Jika mempunyai ulkus, dapat diobati dan akan diberikan antasid atau sejenisnya. Jika mengalami infeksi (terutama oleh H Pylori), perlu diberi antibiotika.
* Jika dokter berpikir bahwa ada obat yang sedang Anda konsumsi menyebabkan dispepsia, Anda akan diberi obat lain.
Obat yang bisa mengurangi kadar asam di lambung Anda bisa sangat membantu. Obat itu juga bisa membantu jika Anda mengalami penyakit refluks asam.
Pemeriksaan Endoskopi bisa dilakukan jika sebagai berikut:
* jika masih mengalami nyeri pada lambung meskipun telah minum obat dispepsia selama delapan minggu
* Nyeri berkurang atau hilang sesaat untuk kemudian muncul kembali














BAB III
HUKUM  3  JENJANG

A.     Jenjang Teologi

Pada jenjang ini kadang manakalah masyarakat awam masih belum bisa mengetahui penyakit “Dispepsia” yang sebenarnya itu bagaimana, kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa semua penyakit itu yang di derita oleh penderita tersebut karena cobaan yang datang dari tuhan, oleh karena itu kebanyakan masyarakat, mereka lebih kearah berdoa dan berusaha untuk kesembuhan dari penyakit tersebut

B.     Jenjang Metafisik

Manakalah jenjang teologi lebih percaya bahwa semua penyakit itu datang dari Tuhan, maka jenjang metafisik ini menjelaskan bahwa masyarakat berpikir bahwa penyakit yang di derita oleh sang penderita itu kemungkinan hanya penyakit seperti kelainan atau gangguan penyakit yang datang dari orang lain. Misalkan penyakit yang datang dari dukun atau melanggar budaya dari orang dulu (melanggar pohon tanpa minta izin terlebih dahulu).
Pada jenjang ini masyarakat yang masih berada di jenjang ini, kebanyakan mereka lebih terarah untuk menyembuhkan penyakit ini pada orang-orang pintar, seperti dukun dan sebagainya yang dimana pekerjaan ini mengandung musyrik.

C.      Jenjang Positif

Pada jenjang ini menjelaskan yang dimana jenjang ini sudah masuk dalam dunia moderen, tenaga kesehatan dan unit-unit kesehatan makin banyak. Oleh karena itu penyakit ini langsung di periksa di tempat kesehatan yang terdekat, dengan adanya jenjang ini kita bisa mengetahui penyakit apa yang di derita, dan apa penyebab penyakit ini datang.



BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
                Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dispepsia mengacu pada suatu keadaan akut, kronis, atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas.
                Gejalanya  yaitu : Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).

B.     Saran
Agar terhindar dari penyakit dispepsia maka kita harus menerapkan cara hidup sehat : Berhenti merokok,Hindari makanan yang tidak terasa nyaman bagi perut,Kurangi stress dan Kurangi konsumsi obat yang punya efek samping mengganggu lambung, seperti obat rematik tertentu.















DAFTAR PUSTAKA


•              http://www.anakciremai.com/2009/03/makalah-keperawatan-tentang-suhan.html
•              http://www.irwanashari.com/pdf/makalah+dispepsia.html
•              dr Widodo Judarwanto SpA, Children Allergy clinic dan Picky Eaters Clinic Jakarta.
•              Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta,
•              Medika aeusculapeus Suryono Slamet, et al, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI





Tidak ada komentar:

Posting Komentar