MAKALAH
DISPEPSIA
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SYARMICHRANI WAMBES
KELAS : II-C
S1
Keperawatan
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES)
Muhammadiyah Manado
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua terutama kepada penulis dimana rahmat itu berupa rahmat kesehatan dan
kesempatann sehingga pribadi penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judul “ PENYAKIT DISPEPSIA ”.
Terimah kasih penulis haturkan
kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar yang mana telah memberikan tugas mandiri
kepada mahasiswa Stikes Muhammadiyah Manado semester II, Terima Kasih juga
kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat manyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan maupun masukan yang bersifat membangun dari pembaca
terutama kepada dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Akhirnya,
hanya kepada Allah Swt terdapat semua kesempurnaan, dan semua kekurangan datang
dari Pribadi Saya Sendiri, Terima Kasih.
Wassalam.....
Manado,
Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Lembaran
Judul ....................................................................................................................
Kata
Pengantar ……………………………………………………………..................................
Daftar Isi .…………………………………………………………………….................................
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...................
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….............
B. Rumusan Masalah
..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………........
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….......................
A. Pengertian Dispepsia
..........................................................................................
B. Penyebab Dispepsia
............................................................................................
C. Gejala Dispepsia
.....................................................................................................
D. Diagnosa Dispepsia
...............................................................................................
BAB III HUKUM 3 JENJANG ..............................................................................................
A. Jenjang Teologi .......................................................................................................
B. Jenjang Metafisik
....................................................................................................
C. Jenjang Positif
........................................................................................................
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………….....................
A. Kesimpulan
………………………………………………………………………............
B. Saran
............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dispepsia
(dis=buruk, pepsia=pencernaan) merupakan istilah yang lazim digunakan untuk
menyebut gejala gejala gangguan pencernaan yang berasal dari bagian atas sistem
pencernaan.
Ada dua
macam dispepsia, yaitu dispepsia yang penyebabnya diketahui dan dispepsia yang
penyebabnya tidak jelas. Penyebab dispepsia yang teridentifikasi antara lain
radang pada saluran pencernaan, bakteri H pylori, kelainan gastrointestinal
penyakit reflux gastroesofageal dan dispepsia karena obat obat tertentu. Rasa
sakit yang dirasakan bisa berasal dari bagian kerongkongan lambung. dan bagian awal
usus dua belas jari. Dispepsia juga dikenal sebagai gangguan pencernaan kronis.
Dispepsia
perlu diwaspadai. Anda dianjurkan segera ke dokter terutama jika berusia di
atas 50 tahun, berat badan turun, sulit mansion, muntah hebat, terasa benjolan
di perut, gerakan usus melambat, sulit buang air besar, dan tinja berwarna hit
yang berarti tinja mengandung darah.
JIKA
penyebab dispepsia adalah radang lambung biasa, bisa disembuhkan dengan obat
penghambat produksi asam lambung. Jika akibat infeksi bakteri, diobati dengan
antibiotika.
Anda perlu
menjalani pemeriksaan endoskopi jika perut masih nyeri masks sudah minum obat
selama delapan minggu atau jika nyeri hilang timbul.
Menurut dr
Marcellus Simadibrata Kolopaking SpPd) dan dr Murdani Abdullah SpPd) dari
Sub-Bagian Gastroenterologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKU1/RSCM) dalam suatu
seminar, dispepsia radang lambung disebabkan ketidakseimbangan faktor agresif
dengan faktor def ensif selaput lendir lambung maupun usus 12 jari, sehingga
terjadi iritasi yang berlanjut menjadi radang.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang penulis angkat yaitu :
1. Apa pengertian dari penyakit
Dispepsia
2. Apa penyebab dari penyakit Dispepsia
3. Bagaimana gejala dari penyakit Dispepsia
4. Bagaimana diagnosa dari penyakit
Dispepsia
5. Bagaimana pencegahan untuk penyakit
Dispepsia
6. Bagaiman pengobatan untuk penyakit
Dispepsia
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan yang penulir angkat yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari penyakit
dispepsia
2. Mengetahui penyebab dari penyakit
dispepsia
3. Mengetahui gejala dari penyakit
dispepsia
4. Mengetahui diagnosa dari penyakit
dispepsia
5. Mengetahui pencegahan untuk penyakit
dispepsia
6. Mengetahui pengobatan untuk penyakit
dispepsia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dispepsia
merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Dispepsia mengacu pada suatu keadaan akut, kronis, atau berulang atau
ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Ketidaknyamanan ini dapat
kenali atau berhubungan dengan rasa penuhdi perut bagian atas, cepat kenyang,
rasa terbakar, kembung, bersendawa, mual, dan muntah-muntah. Heartburn (rasa
terbakar di retrosternal) harus dibedakan dari dispepsia. Pasien dengan
dispepsia sering mengeluh Heartburn sebagai gejala tambahan. Ketika
heartburnmerupakan suatu keluhan yang dominan, refluks gastroesofagus hampir
selalu menyertai. Dispepsia terjadi di 25% dari populasi orang dewasa dan 3%
dari kunjungan medis umum.
Dispepsia
berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit , dan (Pepse), berarti
pencernaan Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluksgastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada
(heartburn) dan regurgitasi asam lambung,kini tidak lagi termasuk dispepsia.
Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
• Dispepsia organik, bila telah
diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.Sindroma dispepsi organik
terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak
• Dispepsia nonorganik atau
dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bilatidak jelas
penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguanstruktur
organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi
(teropong saluran pencernaan).
B. Penyebab
Penyebab
Dispepsia adalah :
1. Menelan
udara (aerofagi)
2.
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi
lambung (gastritis)
4. Ulkus
gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker
lambung
6.
Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7.
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan
gerakan usus
9. Kecemasan
atau depresi
C. Gejala
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas
atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras
(borborigmi).
Pada
beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain,
makan bisa mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun,
mual, sembelit, diare danflatulensi (perut kembung).
D. Diagnosa
Jika dispepsia menetap selama lebih dari
beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disetai
penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus
menjalani pemeriksaan.
Pemeriksaan
laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja.
Barium enema untuk memeriksa kerongkongan,
lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik
atau memburuk bila penderita makan.
Endoskopi
bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk
mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut
kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi
oleh Helicobacter pylori.
Kadang
dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau
respon kerongkongan terhadap asam.
E. Pencegahan
1.Berhenti
merokok
2.Hindari
makanan yang tidak terasa nyaman bagi perut
3.Kurangi
stres
4.Kurangi
konsumsi obat yang punya efek samping mengganggu lambung, seperti obat rematik
tertentu.
F. Pengobatan
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari pasien, tindakan dokter adalah sebagai berikut.
* Jika
mempunyai ulkus, dapat diobati dan akan diberikan antasid atau sejenisnya. Jika
mengalami infeksi (terutama oleh H Pylori), perlu diberi antibiotika.
* Jika
dokter berpikir bahwa ada obat yang sedang Anda konsumsi menyebabkan dispepsia,
Anda akan diberi obat lain.
Obat yang
bisa mengurangi kadar asam di lambung Anda bisa sangat membantu. Obat itu juga
bisa membantu jika Anda mengalami penyakit refluks asam.
Pemeriksaan
Endoskopi bisa dilakukan jika sebagai berikut:
* jika masih mengalami nyeri pada lambung meskipun
telah minum obat dispepsia selama delapan minggu
* Nyeri berkurang
atau hilang sesaat untuk kemudian muncul kembali
BAB III
HUKUM 3 JENJANG
A. Jenjang Teologi
Pada jenjang ini kadang
manakalah masyarakat awam masih belum bisa mengetahui penyakit “Dispepsia” yang
sebenarnya itu bagaimana, kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa semua
penyakit itu yang di derita oleh penderita tersebut karena cobaan yang datang
dari tuhan, oleh karena itu kebanyakan masyarakat, mereka lebih kearah berdoa
dan berusaha untuk kesembuhan dari penyakit tersebut
B. Jenjang Metafisik
Manakalah jenjang
teologi lebih percaya bahwa semua penyakit itu datang dari Tuhan, maka jenjang
metafisik ini menjelaskan bahwa masyarakat berpikir bahwa penyakit yang di
derita oleh sang penderita itu kemungkinan hanya penyakit seperti kelainan atau
gangguan penyakit yang datang dari orang lain. Misalkan penyakit yang datang
dari dukun atau melanggar budaya dari orang dulu (melanggar pohon tanpa minta
izin terlebih dahulu).
Pada jenjang ini
masyarakat yang masih berada di jenjang ini, kebanyakan mereka lebih terarah
untuk menyembuhkan penyakit ini pada orang-orang pintar, seperti dukun dan
sebagainya yang dimana pekerjaan ini mengandung musyrik.
C.
Jenjang Positif
Pada jenjang ini
menjelaskan yang dimana jenjang ini sudah masuk dalam dunia moderen, tenaga
kesehatan dan unit-unit kesehatan makin banyak. Oleh karena itu penyakit ini
langsung di periksa di tempat kesehatan yang terdekat, dengan adanya jenjang
ini kita bisa mengetahui penyakit apa yang di derita, dan apa penyebab penyakit
ini datang.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dispepsia merupakan kumpulan
keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian
atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dispepsia mengacu pada suatu
keadaan akut, kronis, atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut
bagian atas.
Gejalanya yaitu : Nyeri dan rasa tidak nyaman pada
perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras
(borborigmi).
B.
Saran
Agar
terhindar dari penyakit dispepsia maka kita harus menerapkan cara hidup sehat :
Berhenti merokok,Hindari makanan yang tidak terasa nyaman bagi perut,Kurangi
stress dan Kurangi konsumsi obat yang punya efek samping mengganggu lambung,
seperti obat rematik tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
• http://www.anakciremai.com/2009/03/makalah-keperawatan-tentang-suhan.html
• http://www.irwanashari.com/pdf/makalah+dispepsia.html
• dr Widodo Judarwanto SpA, Children
Allergy clinic dan Picky Eaters Clinic Jakarta.
• Manjoer, A, et al, 2000, Kapita
selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta,
• Medika aeusculapeus Suryono
Slamet, et al, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, edisi , Jakarta,
FKUI